PENGANTAR GEOFISIKA
“Geofisika Lingkungan”
Oleh :
Nursami
Fajriani (60400114056)
Kelas : Geofisika B
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKHNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI ALAUDDIN MAKASSAR
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Atas segala Rahmat dan Karunia-Nya kita
selalu haturkan kepada Allah SWT yang senantiasa memberikan kemudahan kepada
hambanya baik dalam bentuk pertolongan apapun. Salah satu nya itu adalah dalam
kelancaran penyusunan makalah ini.
Makalah ini di buat untuk memudahkan dalam
proses pembelajaran baik penyusun maupun pembaca itu sendiri, selain itu dapat membuat Ilmu Pengetahuan
kita dapat bertambah, khususnya dalam bidang Geofisika. Makalah ini berjudul “Geofisika Lingkungan” yang memuat
tentang pemberdayaan kembali daerah lingkungan yang telah di eksplorasi, baik
itu penanaman pohon terhadap hutan yang telah di gundul akibat dari proses
eksplorasi.
Dengan terselesaikannya makalah ini, Penyusun berharap sekiranya makalah ini
bermanfaat untuk kedepannya, walaupun banyak terdapat kekurangan di dalamnya.
Penyusun mengaharapkan kritik dan saran.Terima Kasih
Wassalamualaikum Wr.Wb
Samata.
Rabu 22 Juni 2016
Nursami
Fajriani
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR.....................................................................................1
DAFTAR
ISI...................................................................................................2
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang ..............................................................................3
I.2 Rumusan
Masalah..........................................................................3
I.2 Manfaat dan Tujuan
.......................................................................3
BAB II
PEMBAHASAN
I.2 Pengertian
Lingkungan.....................................................................4
II.2 Pengaruh Kegiatan Eksplorasi Terhadap
Lingkungan.....................5-6
I.3 Upaya
Pemberdayaan Kembali Sistem Tata Ruang Hutan...............7
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
..............................................................................8
III.2 Saran
........................................................................................8
DAFTAR
PUSTAKA ..................................................................................9
BAB
I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Dari berbagai macam Permasalahan
lingkungan yang di sebabkan dari
aktivitas manusia. Upaya-upaya juga gencar di lakukan untuk menjaga ekosistem
alam untuk kedepannya. Kegiatan eksplorasi yang memiliki dampak terhadap
lingkungan berupaya pula untuk menanggulangi dan meminimaliris dampak dari
kegiatan eksplorasi terhadap lingkungan dan makhluk hidup di dalamnya.
lingkungan adalah segala sesuatu yang ada
di sekitar manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik
langsung maupun tidak langsung. Pada dasarnya kegiatan eksplorasi dan eksploitasi
memerlukan suatu hal untuk meminimalisir dampak kerusakan alam yang
dihasilkan. Karena sudah semestinya sebagian dari keuntungan yang
diperoleh dari SDA digunakan untuk memperbaiki kondisi alam di daerah
ekplorasi dan eksploitasi. Itu merupakan sedikit wujud dari rasa terimakasih
kita kepada alam yang menyimpan banyak SDA yang bermanfaat bagi kehidupan
manusia. Geofisika lingkungan mencoba untuk mengurangi dampak
tersebut. Mempelajari geofisika lingkungan merupakan wujud dari
kepedulian terhadap lingkungan hidup kita. Karena kita memang tidak bisa
memungkiri bahwa sumber daya alam yang melimpah akan menghasilkan
keuntungan yang berlimpah pula. Namun kita coba kurangi egoisnya kita dan
memikirkan bagaimana caranya agar alam menerima feed backyang setimpal dengan
apa yang telah diambil dari eksplorasi dan eksploitasi.
I.2 Rumusan Masalah
a.
Pengertian Lingkungan
b.
Lingkungan Terhadap Kegiatan Eksplorasi
c.
Upaya-upaya Menjaga Lingkungan sekitar
BAB
II
PEMBAHASAN
I.2 Pengertian Lingkungan
Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia
yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak
langsung. Contoh dalam ruang lingkup sekolah, lingkungan biotiknya berupa
teman-teman sekolah, bapak ibu guru serta karyawan, dan semua orang yang ada di
sekolah, juga berbagai jenis tumbuhan yang ada di kebun sekolah serta
hewan-hewan yang ada di sekitarnya. Adapun lingkungan abiotik berupa udara,
meja kursi, papan tulis, gedung sekolah, dan berbagai macam benda mati yang ada
di sekitar.
Seringkali lingkungan yang terdiri dari
sesama manusia disebut juga sebagai lingkungan sosial.
Lingkungan sosial inilah yang membentuk sistem pergaulan yang besar peranannya
dalam membentuk kepribadian seseorang.
Unsur-unsur
lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Unsur Hayati (Biotik)
1. Unsur Hayati (Biotik)
Unsur
hayati (biotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk hidup,
seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik. Jika kalian berada di
kebun sekolah, maka
lingkungan
hayatinya didominasi oleh tumbuhan. Tetapi jika berada di dalam kelas, maka
lingkungan hayati yang dominan adalah teman-teman atau sesama manusia.
2.
Unsur Sosial Budaya
Unsur
sosial budaya, yaitu lingkungan sosial dan budaya yang dibuat manusia yang
merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku sebagai makhluk
sosial. Kehidupan masyarakat dapat mencapai keteraturan berkat adanya sistem
nilai dan norma yang diakui dan ditaati oleh segenap anggota masyarakat.
3. Unsur Fisik (Abiotik)
Unsur fisik (abiotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-benda tidak hidup, seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain. Keberadaan lingkungan fisik sangat besar peranannya bagi kelangsungan hidup segenap kehidupan di bumi. Bayangkan, apa yang terjadi jika air tak ada lagi di muka bumi atau udara yang dipenuhi asap? Tentu saja kehidupan di muka bumi tidak akan berlangsung secara wajar. Akan terjadi bencana kekeringan, banyak hewan dan tumbuhan mati, perubahan musim yang tidak teratur, munculnya berbagai penyakit, dan lain-lain.
3. Unsur Fisik (Abiotik)
Unsur fisik (abiotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-benda tidak hidup, seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain. Keberadaan lingkungan fisik sangat besar peranannya bagi kelangsungan hidup segenap kehidupan di bumi. Bayangkan, apa yang terjadi jika air tak ada lagi di muka bumi atau udara yang dipenuhi asap? Tentu saja kehidupan di muka bumi tidak akan berlangsung secara wajar. Akan terjadi bencana kekeringan, banyak hewan dan tumbuhan mati, perubahan musim yang tidak teratur, munculnya berbagai penyakit, dan lain-lain.
II.2
Pengaruh Kegiatan Eksplorasi Terhadap Lingkungan
Hidup di era industri dan
globalisasi dengan berbagai suguhan teknologi canggih yang menjamin
kenyamanan hidup tidak seharusnya membuat kita lupa terhadap
lingkungan. Eksplorasi SDA dan lingkungan merupakan dua sisi berbeda yang
sulit untuk berjalan secara bersamaan. Egoisme manusia mencari SDA
sebanyak – banyaknya tanpa memikirkan dampak negatif terhadap lingkungan
dan alam yang telah menyediakan SDA yang berlimpah.
Kegiatan eksplorasi
biasanya berlangsung selama berbulan - bulan sampai menemukan SDA yang
akhirnya akan di eksploitasi. Selama proses eksplorasi dan
eksploitasi akan banyak lahan yang dibebaskan ( digundulkan ) untuk
pemasangan alat – alat berat ataupun pembangunan gedung – gedung baru.
Apabila daerahnya berada di tengah hutan, mau tidak mau pohon – pohon akan
ditebang dan bukit – bukit diratakan. Itu semua memang sudah menjadi
prosedur perusahaan – perusahaan besar untuk mencapai keuntungan
yang maksimal.
Pada dasarnya
kegiatan eksplorasi dan eksploitasi memerlukan suatu hal untuk meminimalisir
dampak kerusakan alam yang dihasilkan. Karena sudah semestinya
sebagian dari keuntungan yang diperoleh dari SDA digunakan untuk
memperbaiki kondisi alam di daerah ekplorasi dan eksploitasi. Itu
merupakan sedikit wujud dari rasa terimakasih kita kepada alam yang
menyimpan banyak SDA yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Kini sudah banyak ilmu yang mempelajari bagaimana
mencegah ataupun mengatasi dampak dari kegiatan eksplorasi dan
eksploitasi. Pada dasarnya memang lebih baik mencegah daripada mengobati.
Namun apa salahnya kita memperbaiki yang sudah terjadi agar kedepannya
menjadi lebih baik dan lebih teratur. Suatu ilmu yang mempelajari
bagaimana agar kegiatan eksplorasi dan eksploitasi tidak banyak membuat
dampak negatif terhadap lingkungan. Geofisika lingkungan mencoba untuk
mengurangi dampak tersebut. Mempelajari geofisika lingkungan merupakan
wujud dari kepedulian terhadap lingkungan hidup kita. Karena kita memang
tidak bisa memungkiri bahwa sumber daya alam yang melimpah akan menghasilkan
keuntungan yang berlimpah pula. Namun kita coba kurangi egoisnya kita dan
memikirkan bagaimana caranya agar alam menerima feed back yang setimpal dengan
apa yang telah diambil dari eksplorasi dan eksploitasi. Ketika
memang sudah terjadi kerusakan alam, geofisika lingkungan juga dapat
mengetahui cara yang paling efisien untuk mengurangi dampak negatifnya.
Bukan berarti menghilangkan dampak negatifnya, namun lebih tepatnya
mencari solusi dari kerusakan alam yang ditimbulkan. Rasa kepedulian
terhadap alam medasari semua kegiatan eksplorasi dan eksploitasi. Agar
terjadi keseimbangan antara keuntungan yang diperoleh dengan kelestarian
alam. Tujuan real dari pembelajaran geofisika lingkungan adalah demi masa
depan bumi yang baik dan bertahannya sumber daya alam sampai ke generasi
berikutnya. Agar manusia tidak terlalu egois mengeruk kekayaan alam demi
keuntungan materi semata.
Untuk kegiatan
eksplorasi dan eksploitasi yang sudah terlanjur menghancurkan alam secara
besar – besaran mungkin kita bisa lakukan reboisasi dan pelacakan sebaran
limbahnya agar tidak mengganggu makhluk hidup di sekitarnya. Untuk
eksplorasi dan eksploitasi kedepannya diharapkan untuk memikirkan
kelestarian alam dan merencanakan kegiatan pemulihan daerah eksplorasi
berdasarkan prinspip geofisika lingkungan. Semoga kita semua bisa
merasakan manfaat dari alam sekaligus memberikan manfaat kembali untuk
alam sebagai penyedia SDA.
I.3 Upaya Pemberdayaan Kembali Sistem Tata Ruang Hutan
Kegiatan
Eksplorasi biasanya di lakukan di hutan, tempat yang tidak akan mengganggu
masyarakat di sekitar daerah. Namun jika dalam hutan otomatis kegiatan pertama
yang di lakukan adalah penebangan pohon. Penebangan pohon ini tentu mendapatkan
dampak yang kurang baik terhadap ekosistem biota dalam hutan. Upaya yang dapat
di lakukan adalah di antaranya :
a. Menanami
pohon kembali daerah hutan yang telah di tebang dengan jumlah pohon lebih dan
tidak boleh kurang dari jumlah pohon yang di tebang.
b. Kegiatan
eksplorasi setidaknya tidak mengganggu kedhidupan makhluk hidup dalam hutan.
c. Menjaga
kelestarian atau keasrian hutan dengan tidak membiarkan sampah-sampah produk
atau sampah dari aktivitas para penambang.
BAB
III
PENUTUP
III.1
Kesimpulan
Lingkungan merupakan tempat tinggal
makhluk hidup yang ada di muka bumi. Simbiosis mutualisme harus saling terjalin
sesama makhluk hidup. Setiap kegiatan manusia akan selalu berdampak baik maupun
buruk terhadap lingkungan seiring berkembangnya teknologi dan kebutuhan setiap
individu manusia. Salah satu kegiatan manusia adalah eksplorasi SDA (Sumber
Daya Alam) di bawa permukaan bumi. Terkhusus jika daerah yang di eksplor adalah
daerah hutan, maka untuk kegiatan ini harus melihat lingkungan yang di eksplor
dan meminimalisir dampak negatif kegiatan ekslporasi terhadap lingkungan dengan
makhluk hidup kainnya yang hidup dalam hutan.
III.2
Saran
Saran
dan Kritikan di harapkan dari pembaca terhadap makalah ini. Silahkan tuliskan di bawah kolom komentar.
http://pradieta-pelestarianlingkunganhidup.blogspot.co.id/201/04/pengertian-lingkungan-lingkungan-hidup.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar